Jauhkan Anak Dari Dampak Negatif TV

Menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Amerika Serikat terungkap bahwa televisi ternyata cuma bagus untuk ditonton pada anak – anak dengan rentang usia tertentu. Pada anak dibawah usia 3 tahun (batita), dampak negatif televisi justru lebih terasa. Terbukti tayangan televisi dapat menurunkan kemampuan membaca, membaca komprehensif, bahkan penurunan memori pada anak. Batita yang terlalu sering menonton televisi akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan stimulasi yang baik bagi proses tumbuh kembangnya.
Sebab, televisi Cuma menyodorkan stimulasi satu arah. Sebaliknya, dampak positif menonton televisi baru terlihat jelas pada anak usia 3 – 5 tahun. Sebab, pada usia ini kemampuan membaca mereka bisa menjadi lebih baik dengan pola menonton seperti itu.

Dampak Sinar Biru

Televisi memancarkan sinar biru yang juga dihasilkan oleh sinar matahari. Namun sinar biru ini berbeda dengan sinar ultraviolet. Sinar biru tidak membuat mata mengedip secara otomatis. Namun parahnya, sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter. Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan adalah 400 – 500 mm sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak.
Sepuluh tahun kemudian saat anak sudah dewasa, kerusakan yang ditimbulkan oleh sinar biru terlihat amat jelas. Retina mata tak lagi bening sehat seperti masa kanak – kanak sehingga kemampuan berfungsinya pun menjadi berkurang.

Apa yang harus dilakukan oleh orang tua?!

Beri batasan waktu untuk menonton televisi. Kapan ia boleh dan kapan waktunya ia harus berhenti menonton televisi. Untuk anak prasekolah, kondisi tersebut mungkin agak sulit karena pada usia tersebut anak sudah mulai bisa membantah. Cobalah membuat kesepakatan bersama mengenai batasan – batasannya. Misalnya jenis tayangan yang ia inginkan dan lamanya waktu menonton.

Untuk batita, tetapkan batasan waktunya, yaitu cukup 1 jam sehari. Sedangkan untuk usia prasekolah boleh menonton televisi kurang dari 2 jam sehari.
Manfaatkan waktu yang sedikit tersebut sekaligus sebagai sarana belajar anak. Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya. Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi. Tanamkan nilai – nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman – temannya.



0 Comments:

Post a Comment